Mencicipi Kuliner Legendaris: Lontong Kikil Setan Cak Mat Gresik

November 07, 2021

 

MENCICIPI KULINER LEGENDARIS: LONTONG KIKIL SETAN CAK MAT GRESIK

 

Ini kuliner pertama yang saya icip-icip sejak touchdown di Surabaya, tepatnya saat perjalanan liputan di Surabaya, September silam. Eh, enggak deng, di hari pertama, saya sempet makan malam belut goreng khas Surabaya, dengan sambal dan bawang putih goreng khasnya. Tetep dihitung kulineran kan, ya? Sayangnya nggak bisa saya tulis di blog ini, karena saya nggak datang langsung ke lokasi, -hanya order via aplikasi, dan dimakan di rumah (singgah) pula. Udah gitu, nggak sempet foto-foto karena tydak layak foto keburu laperrr, Gaes… Nah! Di sela kesibukan liputan, akhirnya bisa kulineran jugaaa…

 

#

 


 

Ini hari ke-empat sejak saya tiba di Surabaya. Agenda hari itu adalah liputan ke beberapa kota di sekitar Surabaya, yaitu Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Saya ditemani teman-teman Relawan Sedekah Rombongan Surabaya, yaitu Pak No (driver), Mak Riany, Mbak Lacha, Pak Jamil, Mbak Uri, dan Mas Anggrid. Liputan selesai menjelang malam, lalu kami kembali ke Surabaya. Di tengah perjalanan pulang, laper kan yaa…

 

Pak Jamil berinisiatif untuk mengajak makan malam di warung lontong kikil yang ada Gresik. Kan kami lewat tuh… Akhirnya, sebelum pulang, kami melipir dulu ke warung lontong kikil legendaris yang ada di Gresik. Julukannya LONTONG KIKIL SETAN CAK MAT GRESIK. Sebenernya, pemiliknya tidak memberi nama pada warungnya itu. Jadi pelangganlah yang memberi julukan itu… Setelah itu, nama itu baru digunakan oleh pemiliknya yang bernama Cak Mat.

 

Warung ini terletak di sebuah pasar, tepatnya di PASAR SRUMPUT, yang terletak di Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik. Berada di pojokan area luar pasar, warung ini mudah ditemukan. Warung ini buka setiap hari, mulai dari jam 10 malam, hingga jam 3 dini hari. Barangkali kata setan disematkan di warung ini karena bukanya menjelang tengah malam. Waktunya setan pada gentayangan, begitchu… #ihik.

 

Kenapa disebut legendaris? Karena, konon, Cak Mat sudah berjualan sejak tahuunnn, lama banget. Cak Mat sendiri lupa kapan tepatnya. Nah looo… Dan beliau ini juga meneruskan usaha ayahnya. Jadi usaha ini emang turun temurun.

 


 

Warung ini begitu sederhana, nggak terlalu besar juga, dengan penerangan seadanya. Bagian paling depan, ada tempat jualannya. Bagian lainnya, ada tempat makan terdiri dari meja-kursi dari kayu. Berada di pojokan pasar area luar, warung ini terlihat dari jalan dan mudah ditemukan. Malam itu sempat turun hujan, dan masih tersisa rintiknya saat kami datang.

 

Warung masih lengang sehingga kami bebas memilih tempat duduk. Sebentar lagi, pelanggan akan berdatangan, kata Pak Jamil. Benar saja, sesaat setelah selesai membuat semua pesanan kami, pelanggan mulai berdatangan, sampai-sampai atreannya lumayan panjang. Ada yang makan di warung, ada juga yang dibungkus bawa pulang.

 

“Ini kalo’ nggak pandemi, atau nggak hujan, rame banget. Jalan samping pasar ini, penuh mobil-mobil. Antreannya, wah… kayak rakyat antre beras murah,” cerita Pak Jamil. Wah! Segitu larisnya ternyataaa… Kami termasuk yang beruntung, dong. Datang, pesan, bisa langsung makan.

 

Kuliner kikil ini sangat jarang ditemukan di kotaku, Jogja. Ada sih, tapi kikil biasanya diolah jadi oseng kikil, kare kikil, dan lain sebagainya, dan dijual di warung makan ramesan, jadi lauk gitu lho. Sebelum makan, saya nggak bekespektasi macam-macam, sih… Takutnya over-expectation, begitchu…

 

Oke! Saatnya icip-icip lontong kikil… Apakah kuliner ini masuk ke lidah orang jogja sepertiku??? Markicobbb…

 


 

LONTONG KIKIL SETAN CAK MAT GRESIK ini hanya menyajikan satu menu saja, yaitu lontong kikil. Seporsi lontong kikil terdiri dari potongan lontong dan kikil sapi, lalu dibenam dalam kuah pedas, terakhir ditaburi dengan bawang merah goreng dan potongan daun loncang. Oh, begini yang namanya lontong kikil, pikir saya… Kikil disajikan dalam potongan besar, teksturnya empuk tapi masih kenyal-kenyal. Sebenarnya isiannya nggak cuma kikil aja, sih. Ada juga berbagai macam jeroan juga… Tapi hero-nya tetep si kikil…

 

Yang menarik perhatian saya adalah rasa kuahnya, -yang menurut saya enak (apalagi disajikan panas-panas). Rasanya cenderung pedas, tapi nggak pedas banget #kaliantaukanlevelpedassayatermasukcupu. Kuahnya juga kaya rempah, teksturnya sedikit kental, berwarna kuning seperti kare, dengan minyak merah pedas yang terapung pada bagian atasnya. Meskipun begitu, rasa kuahnya light, nggak begitu berat, justru seger banget. Apalagi kalau ditambahkan air perasan jeruk nipis.

 

Emang enak banget kuahnya! Kalo’ suruh makan kuah sama lontongnya saja saya mau lho... Oh, ya, kalo’ kalian suka pedas, dan merasa kurang pedas, bisa tambahin sambel yang disediakan. #yaallahseberapapedasitu. Hmm, apa mungkin kata setan yang disematkan di warung ini karena cita rasa kulinernya yang pedas??? Who knows…

 


 

Yang suprising banget buat saya malah kikilnya, empuk banget, dan kenyal. Bumbunya meresap sampai ke dalam dan tidak berbau amis juga… Cara makan paling enak itu barengan, kikil dan lontongnya, pake kuah juga. Enakkk! Lontongnya juga lembut… Bentuk utuh lontong ini agak unik, besar-besar. Duh, kok jadi laper ini…

 

Sebelumnya saya belum pernah coba lontong kikil seperti ini, dan ternyata kuliner ini cocok nih di lidah saya. Cuman, karena nggak biasa makan kikil, saya nggak bisa makan banyak-banyak. Bicara soal porsi, ya standar lahhh. Semangkok penuh… Kebanyakan isian kikilnya daripada lontongnya. Jadi bagi yang lagi laper banget, bisa minta banyakin lontongnya. Atau bisa nambah seporsi lagi…

 

Lontong Kikil Setan Cak Mat APPROVED!

 

Lontong Kikil Setan Cak Mat ini punya banyak pelanggan, meski buka tengah malam. Memang kualitas rasa sangat diperhatikan oleh Cak Mat, sehingga pelanggannya selalu setia jajan di warungnya. Kalo’ suatu saat saya bisa kembali menyambangi Gresik, saya pengen jajan lagi di warung ini.

 

Cak Mat dikenal sebagai penjual yang ramah dan humoris. Sembari membuatkan pesenan para palanggannya, kadang ngajak ngobrol juga, kadang becandain jugaaa. Ya siapa yang nggak betah?!

Di masa pandemi ini, Cak Mat mengaku sempat menutup warungnya karena pelanggan berkurang. Tapi setelah itu ia buka lagi, dan para pelanggan pun datang lagi.

 

Harganya merakyat nggak…???

Tentu aja! Seporsi lontong kikil dibandrol sekitar 15 Ribuan. Beruntungnya, kami dapet korting juga. Ternyata, Pak Jamil langganan makan di sana…

 

Cak Mat hanya berjualan lontong kikil aja, ada sih aneka kerupuk gitu. Tapi nggak jual minuman, ya. Lha kalo’ makan di sana, masa nggak minum sih? Don’t worry! Di sebelah warungnya ada yang jual minuman kok. Jadi, bagi-bagi rejeki gitu konsepnya… Cak Mat fokus jual lontong kikil aja, sedangkan tetangganya yang jual minumannya.

 

LONTONG KIKIL SETAN CAK MAT REKOMENDED BANGET BUAT JADI DESTINASI WISATA KULINER KAMU YANG BERADA ATAU SEDANG MENGUNJUNGI GRESIK.

 

#

 

ALAMAT LONTONG KIKIL SETAN CAK MAT GRESIK

PASAR SRUMPUT. Jl. Pasar Srumput No. 96, Dusun Guo, Srumput, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

 

[ Map ]

 

 

#

 

RIFIA NISYA

Lontong Kikil Setan Cak Mat. Gresik, September 2021.

For Collaboration or Bussiness Inquiry, email : rifiani.nisya@gmail.com

 

 

 

 

 

 

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe