TRAVEL &
ADVENTURE
SELAYANG PANDANG KE PANTAI KETAWANG PURWOREJO
BICARA SOAL TRAVELING, MUNGKIN SYA INI BURUH YANG JADWAL TRAVELINGNYA PALING DIKIT. SAYA NGGAK PERNAH MENJADWALKAN TRAVELING SECARA RUTIN, JALAN-JALAN DADAKAN JUGA JARANG.
Dalam satu minggu, sya hanya punya libur satu hari, sya manfaatkan buat istirahat, atau beresin rumah. Eh, tapi, biasanya lebih banyak molor daripada beres-beresnya, hehehe... Namun habitual ini mulai bergeser sejak beberapa bulan yang lalu. Ketika ada tugas kerja, sya usahakan bisa piknik tipis... Nakal sih, tapi kesempatan ini perlu dimanfaatkan daripada cuma kerja aja kan yaaa...
Medio Januari 2017
lalu...
Sya melakukan
perjalanan dinas ke luar kota. Hmm, nggak jauh sih, cuma ke Purworejo. Tapi
judulnya tetep ya, (((jalan ke luar kota))). Sya berangkat bersama rekan sya,
Boy Adisakti. Tapi dia bukan bintang sinetron yang episode-nya sudah tamat itu
ya, Boy yang ini hanya rakyat biasa yang kebetulan profesinya sejawat dengan
sya. Nah, karena kami anak ngeng-ngeng, kami menempuh perjalan dengan naik
motor pribadi, dari Jogja ke Purworejo. Iya! Motor pribadi... *Waktu itu sih
sempat tegang lantaran motor instansi telanjur dibawa kabur anggota divisi lain
(padahal divisi kami udah booking duluan, huh!). Selesai ribut soal motor,
karena kami terpaksa ngalah dong... (motornya udah dibawa kabur
juga...).
Sya berangkat dari
jogja sekitar jam sepuluh lewat, menyusuri jalur selatan kota jogja (lewat Jl.
Daendels). Meski ngakunya anak motor sejati, nyatanya sya cuma bonceng di jok
belakang kawan sya, wkwkwk. Sepanjang riding ke kota yang terkenal
kuliner dawet irengnya ini, mata sya dimanjakan dengan hamparan sawah dan
bukit, rimbun hutan yang hijau, suasana pedesaan yang khas, serta menyeberangi
Jembatan Kali Progo. Jalannya lurus, kondisi aspal cukup mulus, dengan suasana
yang relatif adem, memberikan sensasi tersendiri. Setibanya di Kabupaten
Pramuka ini, sya dan kawan sya transit di rumah rekan kami yang berada di
bagian selatan tepatnya di daerah Tulusrejo, Purworejo, Jawa Tengah.
Rekan kami yang
satu ini yang mendampingi kami selama bertugas di Purworejo. Biasanya, kalau
tugas (liputan) ke luar kota kegiatannya ya gitu deh... Berkeliling mengunjungi
rumah-rumah sederhana klien kami, menangkap sisi lain kehidupan mereka yang
serba terbatas. Kediaman mereka tak semuanya berada di kota. Nikmati saja
perjalanan ke sana sembari melihat hamparan sawah yang luas, atau malah hutan. Tak
usah heran bila kendaraan yang kita tumpangi banyak bergoncang selama
perjalanan. Di sela kegiatan liputan selama tiga hari itu, kawan kami mengajak
kami ke sebuah pantai, yaitu Pantai Ketawang Indah.
PANTAI KETAWANG TERLETAK DI DUSUN KETAWANG, DESA KETAWANGREJO, KECAMATAN GRABAG, KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH. LOKASINYA TIDAK SULIT DICARI.
Jika datang dari Kutoarjo, terus menuju stasiun dan ikuti jalan ke selatan hingga sampai ke jalan daendels. Lalu dilanjutkan lagi jalan ke selatan untuk menuju Pantai Ketawang. Meski pasir pantainya berwarna hitam, namun pesonanya tak kalah dengan pantai-pantai lain. Sya lihat ada beberapa orang yang memancing ikan. Dari pantai ini sya bisa melihat karst gombong di sebelah barat, dan hijaunya pegunungan sewu di sebelah timur. Pantai sebelah timur sering digunakan untuk lomba pacuan kuda, balap motor (racing), dan lahan bercocok tanam.
Jika datang dari Kutoarjo, terus menuju stasiun dan ikuti jalan ke selatan hingga sampai ke jalan daendels. Lalu dilanjutkan lagi jalan ke selatan untuk menuju Pantai Ketawang. Meski pasir pantainya berwarna hitam, namun pesonanya tak kalah dengan pantai-pantai lain. Sya lihat ada beberapa orang yang memancing ikan. Dari pantai ini sya bisa melihat karst gombong di sebelah barat, dan hijaunya pegunungan sewu di sebelah timur. Pantai sebelah timur sering digunakan untuk lomba pacuan kuda, balap motor (racing), dan lahan bercocok tanam.
Saat sya berkunjung ke sana, sepertinya
hari sebelumnya baru saja digunakan untuk lomba, terlihat dari tanah-tanahnya
yang tak rata. Sisi utara pantai juga kotor dan bertebaran banyak sampah, belum
lagi sisi timur digunakan untuk tambak ikan sehingga bau khas pun selalu
menerpa terutama saat angin Sya pun jadi enggan berlama-lama di
sana... Di sekitar kawasan pantai sudah ada fasilitas parkir kendaraan, tempat
istirahat, kamar mandi dan warung-warung yang menjual makanan seperti sate, mie
ayam, nasi rames, dan lain-lain. Aneka minuman pun dijajakan pedagang lokal
mulai dari dawet, es buah, atau minuman instan lainnya. Bila malas membawa
bekal jadi kita tinggal jajan saja.
Menurut kawan kami, ada taman cemara di
sisi utara-barat, sayangnya kami berkunjung ke sana saat ada perawatan taman
sehingga terpaksa mengurungkan masuk ke sana. Daripada pantai, ada hal yang lebih menarik perhatian sya ketika
menuju ke pantai itu. Sepanjang jalan, mulai dari jalan
daendels menuju ke pantai pinggiran jalan ditumbuhi pohon cemara. Di sisi kanan jalan, terlihat sebuah menara suar menjulang ke angkasa. Namanya Menara
Suar Ketawang, tempat ini dikelilingi sawah dan rawa, hanya ada satu jalan di sisi selatan untuk menuju
ke kawasan menara suar.
Menara suar ini cukup tinggi dengan
banyak jendela. Dahulu, pengunjung boleh masuk dan memanjat menara hingga
lantai teratas, namun sekarang tidak boleh lagi. Perjalanan sya pun terpaksa
hanya sampai bagian luar menara. Sayang, ya, padahal kabarnya dari puncak
menara kita bisa menikmati pemandangan laut dan pantai, beserta tambak-tambak
yang memang jadi mata pencaharian sebagian besar masyarakat di sana. Nah,
sebagai gantinya, penduduk lokal membuat spot foto yang letaknya tak jauh dari
menara. Dengan latar belakang menara nampaknya cukup menarik perhatian pengunjung.
Boy sempat cekrak-cekrek mengambil foto sya saat sedang bergaya. Untunglah, karena
(sebenarnya) kami nggak punya banyak waktu untuk banyak gaya di depan kamere,
haaa… Ya, beginilah yang sya namakan turing
tipis, emang tipis beneran waktunya, hahaha...
Semoga suatu saat menara suar ini
dibuka kembali sehingga pengunjung bisa mengeksplorasi tempat wisata ini.
Pantai Ketawang
Purworejo
Ketawangrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten
Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia, Kode Pos 54265.
[Map]
KULINER
Seperti biasa,
jika mampir di suatu daerah rugi rasanya jika tak mencicipi kuliner khasnya.
Pertama kali tiba di sini, pertama kali yang sya cicipi adalah dawet ireng yang
khas itu. Es campur khas daerah sana juga cukup mantap... Untuk makanannya, sya
mencicipi sate ambal dan mie ayam khas. Sate ambal sebenernya bukan makanan
khas sini ya, asalnya dari ngapak land sana. Tapi, berdasarkan
rekomendasi dari kawan sya, sate ambal di warung sederhana itu rasanya otentik,
tastenya juga nggak kalah enak. Sya juga mencicipi mangut lele, tapi ini mangut lele yang dimasak oleh ibu kawan sya (kebetulan sempat mampir
di rumah kawan saya yang lain).
Jika ada kesempatan lain untuk
menjelajah wisata di kota ini tentu sya nggak akan menyiakan hal itu. Hmm,
semoga saja bukan dalam event tugas kerja…
Terima kasih telah berkunjung ke blog
sya,
Salam, Nisya Rifiani
:: Please don’t copy any materials in
this blog without permission ::