Masjid Lautze 2 Bandung. Masjid Bernuansa Oriental di Kota Bandung.

October 17, 2019


Halo, KAWAN RANSEL! Cerita perjalanan kali ini masih dalam rangkaian plesiran ke KOTA BANDUNG, nihhh... Semoga kalian nggak bosan ya, karena dari kemarin cerita tentang Bandung mulu, Bandung mulu... ^^
Kali ini, aku nggak akan membahas tentang makanan atau tempat wisata di KOTA BANDUNG~ tapi masjid yang unik dan menarik di Kota Bandung! Masjid ini adalah satu dari dua masjid bernuansa oriental di Kota Bandung.
Pada hari kedua rangkaian kegiatan Meet-Up Nusantara #3 Google Local Guide Indonesia, aku dan rombongan peserta singgah ke salah satu masjid tersebut, yakni ke MASJID LAUTZE 2 BANDUNG.

#

*

TRAVEL AND ADVENTURE

JALAN-JALAN MEET-UP NUSANTARA #3 GOOGLE LOCAL GUIDES INDONESIA
BANDUNG PESONA PRIANGAN

MASJID LAUTZE 2 BANDUNG
MASJID BERNUANSA ORIENTAL DI KOTA BANDUNG

Siang mulai menjelang ketika rombongan peserta bergerak ke MASJID LAUTZE 2 BANDUNG

Kami singgah di masjid ini untuk melaksanakan sholat dzuhur. Kami sekalian istirahat sejenak sebelum melanjutkan heritagewalk hari itu. MASJID LAUTZE 2 BANDUNG berada di area pertokoan, tepatnya di Jln. Tamblong No. 27 Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. Dari kejauhan, masjid ini sudah menarik perhatian para pejalan yang melintas di jalan raya. Dari luar, bangunannya tidak seperti masjid pada umumnya, rona dinding dan hiasan bangunannya terlihat kental bergaya oriental. Warna kuning dan merah mendominasi dinding dan ornamen bagian luar. Bagi warga tionghoa, warna ini merupakan simbol kemakmuran.

Hiasan lampion berwarna merah dengan aksen kuning bergelantungan di langit-langit bagian luar. Mungkin banyak orang mengira bangunan itu adalah kelenteng, tempat ibadah umat Kong Hu Chu. Tapi saat melihat papan namanya, siapa pun baru menyadari jika bangunan itu benar sebuah masjid. Sebenarnya ada kubah di atas bangunan MASJID LAUTZE 2 BANDUNG, namun bentuknya sama sekali berbeda dengan kubah pada umumnya. Kubah tersebut merupakan ornamen yang dicat sesuai bentuk kubah, dengan warna merah, kuning, dan biru. Pintu masuk masjid ada tiga, di kanan, di kiri, dan di tengah, tapi sekarang yang dipakai hanya pintu kanan saja.

*

#

Sejarah Masjid Lautze 2 Bandung dalam sekilas...

MASJID LAUTZE 2 BANDUNG didirikan oleh seorang muslim keturunan Tionghoa, bernama Oei Tjeng Hien, atau lebih dikenal dengan nama Haji Ali Karim, pada Januari 1997. Konon, masjid ini merupakan masjid tertua yang didirikan oleh Muslim Tionghoa. Masjid ini dibangun dalam rangka usaha dakwah di kalangan Etnis Tionghoa. Dalam perkembangannya, Masjid Lautze 2 Bandung dikelola oleh Yayasan Haji Karim Oei (YHKO), dan menjadi pusat informasi bagi warga Etnis Tionghoa, baik yang belum maupun sudah menjadi muslim.

Masjid berlokasi di area pertokoan, tak heran jika setiap harinya masjid ini ramai didatangi banyak orang yang akan melaksanakan sholat lima waktu. MASJID LAUTZE 2 BANDUNG mungkin sedikit diantara masjid yang didirikan di atas bangunan kontrakan. Alhamdulillah, sekarang sudah tidak ngontrak lagi... Tak jauh dari Masjid Lautze 2 Bandung, ‒masih di jajaran ruko yang sama, berdiri mualaf center.

Baca Juga :
Sudah Pernah Berkunjung ke Kelenteng Poncowinatan?

MASJID LAUTZE 2 BANDUNG menyediakan loker-loker berukuran kecil untuk menyimpan barang jamaah, loker ini diletakkan di bagian luar, ‒mepet ke dinding masjid. Mungkin karena ruangan di dalam masjid tidak terlalu besar, rupanya pengurus masjid ingin memaksimalkan ruangan untuk kegiatan beribadah. Masjid ini memang tidak terlalu luas, pengurusnya mengatakan masjid ini hanya dapat menampung sekitar 200 jamaah. Untuk itu, pengurus menggelar sajadah tambahan di trotoar di depan masjid, untuk mengantisipasi jamaah yang membludak.

Meski sudah ada loker yang dilengkapi dengan kunci, tapi pengurus masjid ada yang berjaga di pintu masuk masjid, lho. Selain loker, pengurus masjid juga meletakkan rak-rak kecil di beberapa titik di depan masjid, rak-rak tersebut diisi dengan air mineral gelas. Siapa pun yang membutuhkannya boleh mengambil secara cuma-cuma. Sayangnya belum ada rak sepatu, atau aku yang melihatnya ya, hehe...

*

Yuk, kita sholat di Masjid Lautze 2 Bandung...

Masuk dari pintu yang paling kanan (utara), langsung mengakses ke area tempat sholat ikhwan (laki-laki), sementara area tempat sholat akhwat (perempuan), terpisah areanya. Di dalam, ornamen oriental semakin kental terasa. Hampir seluruh ruangan bernuansa warna merah-kuning, seperti karpet, penyekat, mimbar, tangga, maupun dekorasi fungsional lain, tapi pilar penyangga bangunan berwarna hijau. Desain area mimbar keren banget menurutku, ada speaker kecil di kanan-kiri, rak terbuka dan rak tertutup untuk menyimpan mushaf. Toilet dan tempat wudhu ada di bagian dalam MASJID LAUTZE 2 BANDUNG, terpisah bagi ikhwan dan akhwat. Tidak terlalu luas tapi bersih.

Seusai mengambil wudhu, aku segera menuju ke area akhwat. Sama seperti masjid pada umumnya, MASJID LAUTZE 2 BANDUNG menyediakan beberapa sarung dan mukena. Aku menggunakan mukena milik sendiri karena sengaja membawanya kemana-mana. Di bagian depan tempat sholat akhwat, ada rak dan lemari besar tempat menyimpan mushaf dan/atau sarung/mukena. Saat itu aku shalat munfarid (sendirian, tyda jamaah). Rasanya sholat di masjid bernuansa oriental tuh... bagiku biasa aja sih, hahaha...

*

Saat rombongan kami singgah di MASJID LAUTZE 2 BANDUNG, beberapa pengurus menyambut ramah kedatangan kami. Salah satunya ialah Rachmat Nugraha, pria berkaca mata ini akrab disapa dengan nama Koko Rachmat. Ia senang sekali bercengkerama dengan jamaah yang akan atau sudah sholat di masjid. Dalam kesempatan tersebut, aku pun menyempatkan diri berbincang dengan Koko Rachmat. Ia bercerita sekilas tentang kegiatan yang diselenggarakan di masjid.

Di sini, kami tidak membeda-bedakan etnis. Di komunitas, semua kita sapa dengan panggilan akrab koko (untuk laki-laki) dan cici (untuk perempuan), walaupun dari bermacam-macam etnis.”

“Maaf, namanya siapa?” tanya Koko Rachmad padaku. “Nisya,” jawabku singkat. “Nah, di sini, panggilannya jadi Cici Nisya, atau Ci Nisya,” sahut Koko Rachmad. Jadilah aku punya nama panggilan baru, yaitu CICI NISYA *senyum lebar. Koko Rachmad lantas bercerita seputar kegiatan di MASJID LAUTZE 2 BANDUNG. Selain sebagai tempat ibadah yang buka sepanjang lima waktu sholat, masjid juga digunakan sebagai pusat kegiatan umat sebagaimana masjid lainnya.

MASJID LAUTZE 2 BANDUNG menyelenggarakan Sholat Jumat dan Sholat Idul Adha, serta Sholat Tarawih dan Sholat Idul Fitri saat Ramadhan dan 1 Syawal, termasuk buka puasa bersama mualaf dan dhuafa, serta silaturahmi tahunan. Di luar agenda hari raya, masjid juga mengadakan kajian, seminar, dan bakti sosial, bimbingan ikrar syahadat masuk Islam, pembinaan Mualaf, bimbingan baca-tulis Al-Quran, dan masih banyak lagi.

“Banyak Warga Negara Indonesia Etnis Tionghoa yang datang, bertanya, dan belajar tentang Islam ke YHKO, Mualaf Center, maupun Masjid Lautze, dan tidak sedikit diantaranya yang menyatakan keislamannya. Alhamdulillah…”

#

Kok Namanya Masjid Lautze 2, Memangnya ada Masjid Lautze 1, ya?

ADA, DONG!

Sebelumnya, Haji Ali Karim mendirikan Masjid Lautze 1 di Kawasan Pecinan Jakarta, tahun 1991. Nama Lautze sebenarnya diambil dari nama jalan di Jakarta, tempat kantor pusat YHKO, sekaligus tempat ibadah masjid, sehingga masjid tersebut lebih dikenal dengan nama Masjid Lautze. Di Bandung, Masjid Lautze diberi nomor dua untuk membedakannya dengan yang ada di Jakarta.

Waktu Kunjungan : Sabtu, 24 Agustus 2019

#

MASJID LAUTZE 2 BANDUNG
Jln. Tamblong No. 27 Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat.

[ Map ]


#

‒ Teks : NISYA RIFIANI / September 2019 ‒
:: Don’t copy any materials in this blog without permission ::

You Might Also Like

28 comments

  1. udah lama denger tentang masjid ini. Duh mba sayang foto2nya kurang di blog ini, kita gak bisa mbayangin lebih jauh

    ReplyDelete
  2. Apik tenan kalau bisa hunting foto disitu ya.Unik, indah plus eksotiknya dapat. Love it

    ReplyDelete
  3. wah baru tahu di indonesia ada masjid desainnya baegitu. kirain cuma diluar aja. bisa nih dikunjungi buat destinasi liburan,

    ReplyDelete
  4. Otentik, semoga banyak yg sholat berjamaah :)

    ReplyDelete
  5. bandung memang banyak tempat untuk dikunjungi ya. dan masjidnya unik.
    Moga bisa ke sana suatu hari nanti.

    ReplyDelete
  6. Di Purbalingga juga ada masjid yang bentuknya seperti klenteng gitu, namanya Masjid Cheng Hoo

    ReplyDelete
  7. Waaah haji Ali Karim mendirikan masjid ini di tahun segitu toh. Bangunannya unik yaaa..jadi pengen ke sana

    ReplyDelete
  8. YES, BERARTI GUE BOLEH PANGGIL LO CI NISYA~~~

    ((kabur sebelom disambit sendal sama nisya))
    ((btw oleh oleh gue mana?))

    ReplyDelete
  9. Masjid keren ini mahhh, warnanya merah gt ornamennya

    ReplyDelete
  10. Wiwin | pratiwanggini.netNovember 15, 2019 at 8:16 AM

    Membacanya musti kuulang lagi nih, supaya dapat gambaran yang lengkap. Atau jangan2 emang sengaja dibikin penasaran nih supaya lihat sendiri ke Bandung :D

    ReplyDelete
  11. Masjid ini mungkin merupakan akulturasi 2 budaya yaa. Adem gitu dilihatnya. Cantik pula mbak 💜💜

    ReplyDelete
  12. Masjid apik ini. Suka kalau ada percampuran budaya. Nunggu gambarnya ada Mbak. Jadi bisa cuci mata.

    ReplyDelete
  13. Dari namanya, aku jadi ingat masjid Cheng Ho yang di Pandaan Jawa Timur. Pernah mampir sana ketika perjalanan dari Malang balik ke Sidoarjo. Tp sayangnya suasana crowded banget, masjidnya terlalu sering untuk transit dan sdh jadi tujuan wisata.. Menurut sy jd kurang terjaga kebersihannya..

    ReplyDelete
  14. Ternyata di Bandung ada juga ya masjid bernuansa tionghoa. Jadi penasaran untuk main kesana. Biasanya kesan2nya gak lepas ala mandarin2 gitu. Pengen lihat begitu dekat :)

    ReplyDelete
  15. Masjidnya unik. Kaya nuansa orientall. Mbak Nisyaa foto-fotonya kurang banyakkkk wkwkwkw :)
    Aku kan jadi mupeng dalemannya kayak apa

    ReplyDelete
  16. Kamu ke Bandung berapa hari Mbaaaaaaaaaak? Masjid ini kayanya menarik banget deh buat dikunjungi. Dih, wacana terus akutu mau ke sanaaaa.

    ReplyDelete
  17. Kalau baca ziarah masjid seperti ini, bikin bergetar hati karena bisa meningkatkan rasa kedekatan dengan Allah SWT

    ReplyDelete
  18. Semoga next time bisa ada lagi masjid Lautze 3,4,5 dan seterusnya ya agar membantu para mualaf yg ingin.mengenal tentang Islam lwbih banyak lagi.
    Btw, salut dgn panggilan Cici & Koko. Teteeuppp ya bernuansa Tionghoa, bukan lalu berubah menjadi Akhi & Ukhti :)

    ReplyDelete
  19. Cuma sempat shalat dan ngobrol dengan pengurusnya aja ya Ci Nisya? Sayang banget ya gak sempat foto langsung suasana Masjid nya biar kita juga bisa lihat. Hmm, abis ini auto googling ahh *penasaran

    ReplyDelete
  20. Saya jadi merasa kudet nih karena baru tahu nama masjid ini. Apalagi ada juga Masjid Lautze 1-nya. Jadi penasaran dengan masjid bergaya Chinese seperti ini. Di daerah dekat saya ada juga soalnya tapi namanya Masjid Cheng Hoo.
    Nice info, Mbak. Lebih bagus lagi jika gambar masjidnya dibanyakin ;)

    ReplyDelete
  21. Dari tadi baca,, saya penasaran sama penampakan (lho penampakan wkwk) masjid ini. Yo wess lah,, googling ria :)

    ReplyDelete
  22. Ku pernah ke Bandung tpi belum pernah mampir ke masjid ini mbak, keren ya.. Ternyata ada masjid unik kayak gini. Kalau di Semarang ada sih dulunya masjid namanya Sam PO Kong tapi skrng bukan untuk masjid lagi

    ReplyDelete
  23. pernah dengar nama namun belum pernah melihat secara langsung, semoga next time bisa ngeliatnya

    ReplyDelete
  24. Penisirin aku dibuatnya huhu.. Auto pingin kesana, berasa euphoria dengan tulisan warna merah, cakepp :)

    ReplyDelete
  25. Ternyata benar ya mesjid Lautze 2 di Bandung ini merupakan series dari mesjid Lautze 1 di Pecinan, Jakarta

    ReplyDelete
  26. Aq pernah baca tentang masjid Lautze yang di Pecinan, Jakarta. Ternyata benar, penuh dengan ornamen etnik Cina dan indah

    ReplyDelete
  27. Namanya masjid pasti tempatnya adem ayem, serasa gak punya masalah kalo dah masuk deh

    ReplyDelete

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe