Museum Konferensi Asia Afrika dan Gedung Merdeka

February 06, 2021


TRAVEL AND ADVENTURE

JALAN-JALAN MEET-UP NUSANTARA #3 GOOGLE LOCAL GUIDE

BANDUNG PESONA PRIANGAN

 

MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GEDUNG MERDEKA

 

Aku beberapa kali berkunjung ke Bandung (padahal baru tiga kali, elah). Setiap kali kesana, aku pengen banget mengunjungi MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA dan GEDUNG MERDEKA, tapi belom juga kesampean. Kalian pernah ngerasain ditinggal seseorang pas lagi sayang-sayangnya? Aku sering banget. Nah, rasanya tuh kayak gitu… Udah jauh-jauh ke Bandung, eh nggak kesampean berkunjung ke Museum Konferensi Asia Afrika dan Gedung Merdeka. Malah pernah cuma nongkrong aja di depan gedungnya, tapi enggak masuk *LOL, kesian banget. Dan kunjunganku yang ketiga ini, Finally! Akhirnya aku bisa masuk dan berkunjung ke sana, Bebqu… Di artikel kali ini aku akan cerita pengalamanku masuk dan berkunjung ke sana, menjelajahi MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA dan GEDUNG MERDEKA. I’m so excited! Museum Konferensi Asia Afrika dan Gedung Merdeka lokasinya strategis, ada di Jl. Asia Afrika No. 65 Bandung, nggak jauh dari Kawasan Braga. Untuk menuju ke sana, wisatawan bisa mengaksesnya dengan transportasi publik…

 


 

Namun, perjalananku ke tempat ini tyda mudah, gengs… *halah, lebay ^^

 

Sebelum bahas tentang venue-nya, ada baiknya aku cerita tentang bagaimana aku bisa sampai sana *karena ini penting dan layak dikenang (((bagiku))). Perjalananku dimulai dari Masjid Lautze 2 Bandung. Review tentang Masjid Lautze 2 Bandung sudah aku tulis DI SINI.  Aku dan peserta MEET-UP NUSANTARA #3 GOOGLE LOCAL GUIDE bergerak ke barat menyusuri Jl. Tamblong, kemudian belok kanan melewati Jln. Naripan. Lurus terus sampai di simpang empat, nah sudah masuk kawasan Jl. Braga... Dari persimpangan Taman Braga, kami langsung menuju MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA dan GEDUNG MERDEKA. Sejauh itu kami naik kaki, gengs... ‒bukan naik kendaraan lain, apalagi jadi duta kendaraan lain. Itu jaraknya bukan cuma puluhan meter, tapi sekitar 700 meter, men. Buat aku yang hobinya rebahan dan malas jalan ituuu DAEBAAKKK! *Bangga loh aku. Sebelum itu, aku sudah menyusuri jalan-jalan kota Bandung, mulai dari penginapan ke Museum Geologi Bandung, ke Gedung Sate dan Museum Gedung Sate Bandung, ke Museum Pos Indonesia, lalu ke Taman Lansia. Jalan Kaki!

 

 

MENJELAJAH MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA

 

Perjalanan itu cukup melelahkan tapi aku menikmatinya karena jalan bareng temen-temen, sambil mengagumi jalanan yang artsy nggak terasa aku telah sampai tujuan. MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA berada di sebelah bangunan Gedung Merdeka, tempat diselenggarakannya sidang utama Konferensi Asia Afrika. Museum ini memang sengaja dibangun untuk mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika. Untuk masuk ke museum ini gratis, kecuali untuk kegiatan tertentu, seperti shooting atau foto komersil. Kalau kamu datang rombongan, kamu bisa menginformasikannya ke pihak museum terlebih dahulu. Saat masuk ke dalam museum, pengunjung harus melewati metal detektor. Dari pintu masuk itu, kita bisa melihat ruangan yang luas tak bersekat, ruangan tersebut merupakan Ruang Pamer. Kita akan disambut dengan bola dunia bertuliskan nama-nama negara peserta KAA.

 

Museum dibangun dengan mengusung konsep Art Deco. Sebagian ruangan menggunakan Kayu Cikenhout. Penerangannya menggunakan lampu kristal bias yang gemerlap. Lantainya mengkilap karena menggunakan marmer.

 

Rombongan kami disambut hangat oleh pengelola museum. Selama berada di MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA kami dipandu oleh Kang Asep. Ia membawa kami berkeliling Ruang Pamer, sembari menceritakan sejarah KAA. Di ruangan itu ada diorama Presiden Soekarno yang tengah menyampaikan pidato pembukaan berjudul ‘Let a New Asia and New Africa be Born’. Konon pidato itu berhasil memancing tepuk tangan meriah dari semua hadirin kala itu. Ada pula patung sejumlah perdana menteri pencetus KAA, seperti Sir John Kotelawala, U Nu, Ali Sastroamijoyo, Mohammed Ali, dan Pandit Jawaharlal Nehru. Ruang Ruang Pamer utama ini juga menampilkan berbagai catatan sejarah, memamerkan koleksi-koleksi benda tiga dimensi : deretan kursi meja dan mesin-mesin tik yang digunakan pada KAA, dan banyak foto-foto dokumentasi sejarah.

 

Baca Juga :

Menjelajah Museum Gedung Sate Bandung, Bisa Naik Sampai Menara!

 

Di sisi yang lain ada beberapa poster yang menceritakan kronologi jalannya konferensi pada 1955, kutipan-kutipan pidato, tuntutan anak-anak dunia, dan profil negara peserta KAA. Rupanya MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA ini tidak hanya merupakan dokumentasi peristiwa KAA, tetapi juga konferensi yang mendahuluinya, yaitu Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, dan Konferensi Bogor. KAWAN RANSEL juga bisa membaca informasi lebih detail lewat presentasi di beberapa layar interaktif. Tenang saja, jumlah layarnya cukup banyak kok. Tersebar di sejumlah sudut di ruang pamer utama. Kang Asep masih memandu kami dan terus bercerita, bicaranya kental dengan logat Sunda, terdengar lucu di telingaku. Tapi aku senang mendengar logat yang berbeda dengan logat daerahku.

 

Oh, ya, kalau mau tahu tentang sejarah KAA dan Gedung Merdeka, ada baiknya kalian search di situs lain yang menyajikan sejarah lengkap KAA dan Gedung Merdeka.

 

*

 

Asyiquenya Kang Asep ngasih kita games, tebak-tebakan pengetahuan seputar KAA dan Gedung Merdeka. Setelah menyusuri ruang pertama, kami digiring memasuki sebuah ruangan, yang ternyata merupakan Ruang Audio Visual. Ruang Audio Visual ini dihiasi banyak potret-potret dokumentasi sejarah, foto-foto para perdana mentreri dari beberapa negara yang terlibat dalam KAA. Kami disajikkan sebuah film dokumenter berdurasi 10 menit. MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA juga memiliki sebuah Perpustakaan. Waktu itu aku hanya sempat melongok sebentar ke dalam ruangan itu. Ada banyak buku sejarah, arsip, koran, tentang sosial, politik, dan budaya, yang disimpan dalam etalase / rak, ada sudut ruang baca dan ada spot belajar lesehan. Di spot itu digelar karpet-karpet, dan disediakan meja-meja pendek. Kerennya, ada pojok braile yang diperuntukkan khusus bagi teman disabilitas, khususnya bagi teman tunanetra.

 

Setelah ini, adalah part paling menyenangkan, yaitu masuk ke Gedung Merdeka, tempat sidang utama KAA!

 

*

 

MENGAGUMI RUANGAN TEMPAT SIDANG UTAMA KAA 1955

 

Kami menyusuri sebuah koridor yang menghubungkan MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA dengan GEDUNG MERDEKA. Di sepanjang lorong dimanfaatkan sebagai display informasi. Pokoknya nggak ada spot nganggur! Ujung koridor merupakan pintu masuk ruang sidang di sisi kiri ruangan. Menginjakkan kaki di ruangan itu ada rasa yang berbeda, wah ini toh ruangan bersejarah ituh, gumamku. Menyesapi ruangan yang besar dan megah itu... Deretan kursi kayu dengan bantalan merah tersusun rapi, dan bersih. Aku meletakkan bokong di salah satu kursi di deretan paling depan. Di masa lampau, entah kursi itu pernah ditempati perdana menteri siapa

 

Menghadap ke depan, aku menatap podium kokoh dari kayu. Bendera-bendera negara peserta konferensi berjajar di sana. Terdapat GONG PERDAMAIAN dengan gambar bendera-bendera peserta KAA. Gong ini dibuat untuk memperingati 50 Tahun KAA. Pandanganku beralih menyapu bagian atas ruangan yang bergaya melengkung. Di bagian atas ruangan itu juga tersedia spot tempat wartawan meliput konferensi. Gedung Merdeka ini masih sering digunakan untuk menggelar beragam aktivitas penting di tingkat kota, provinsi, nasional, hingga internasional. Sementara di hari biasa, ruangan ini akan dipenuhi pengunjung museum.

 

Berakhirlah jelajah museum kali itu… Kami keluar melewati pintu sisi kanan. Sebelum itu kami foto bareng bersama Kang Asep, setelah beliau mengungkapkan kata perpisahan. Seru!

 

Itulah sedikit pengalamanku jalan-jalan di Museum Konferensi Asia Afrika. Perjalanan masih berlanjut, aku dan teman-teman mau room tour Hotel Savoy Homann Bandung. Dari Gedung Merdeka, Hotel Savoy Homann bisa dicapai dengan berjalanan kaki *Jalan kaki lagi, elah… Jaraknya nggak begitu jauh, sekitar 100 meeter. Ceritanya akan aku tulis entah kapan, mungkin akan tayang di #BlogHotelicius.

 

Terima kasih sudah maen-maen ke blog-ku…

Jangan lupa berkunjung lagi, ya.

 

#

 

MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GEDUNG MERDEKA

Jl. Asia-Afrika No. 65 Bandung, Jawa Barat.

 

RIFIA NISYA

Don’t copy any materials in this blog without permission

 

 

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe